KEMBALI
kau bertahta atas keinginan tertahan, atas penantian tersendat. sampai di titik nadir kembali pada pelukan empat musim, menyisakan perjuangan patah di kedua ketiak tak mengepak sepuluh jari tak lagi lentik. wahai jiwa selalu menggelora, dunia kau inginkan terlalu berbahaya karena kau belum pernah mengerti bentuk duri pada daun talas, jemari pribadi-pribadi buas. di sini lebih terkungkung beraroma kebajikan, jalan-jalan tikus dan keberanian utuh terpaut rasa terpaut awanan laknat berarak. benar, tidak mungkin akan terkelupas luka-luka membusuk bernanah bau anyir itu, tapi bukan lautan penuh oleh pasir-pasir garam dan ombak-ombak kejam. kau akan menangis, menangisi sesal tak ada henti dan bergelombang naik-turun menyesali kelahiran menyesali kehidupan dan mempermasalahkan kisah-kisah usang, loncatan-loncatan perasaan. tidak buntu-tidak buntu hanya butuh pintu keluar dari keterpautan itu, hanya butuh pintu dari kekangan-kekangan itu. aku bertandang seperti engkau menepis lamunan, mengejar bayangan-bayangan sendiri. terselubung tarik-ulur harkat-martabat layaknya kisah pedagang-pedagang berharap pelanggan datang menerus bergantian hingga beribu tekanan kau jual pada jerit burung-burung jerit pesakitan-pesakitan. mereka tidak pernah menyesali jalannya kereta kebijakan, namum acap kali wejangan tak terejawantahkan dinilai sebagai umpan kemunafikan tak pernah dikorbankan oleh peminat laga.
Okt '06
Ketika kerumitan batas kaji nampak seakan dunia hutan belantara, lantas masing-masing individu disetiap ujung helai dedaunan
24.10.06
DATANG
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
lewat telepon
lewat pesawat
lewat sms
lewat angkot
lewat hujan
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
hari mendung
sambut dingin
dingin sedingin dinding
lewat senyum
lewat canda
lewat manja
lewat teriakan
lewat pagar
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
semoga masih seperti dulu
dulu sekali-dulu sekali
sebelum berangkat pergi
kau datang
datang hari ini
lewat pos
lewat merpati
lewat mimpi
lewat jampi-jampi
lewat kurir
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
membawa oleh-oleh
membawa kisah
membawa matahari
membawa detup
membawa lagu-lagu
kau datang
datang hari ini
jangan pergi lagi
aku sepi
aku sendiri
jangan pergi lagi
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
esok dingin
dingin sekali
kau datang
Okt '06
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
lewat telepon
lewat pesawat
lewat sms
lewat angkot
lewat hujan
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
hari mendung
sambut dingin
dingin sedingin dinding
lewat senyum
lewat canda
lewat manja
lewat teriakan
lewat pagar
kau datang
datang hari ini
dung... dung... dung...
semoga masih seperti dulu
dulu sekali-dulu sekali
sebelum berangkat pergi
kau datang
datang hari ini
lewat pos
lewat merpati
lewat mimpi
lewat jampi-jampi
lewat kurir
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
membawa oleh-oleh
membawa kisah
membawa matahari
membawa detup
membawa lagu-lagu
kau datang
datang hari ini
jangan pergi lagi
aku sepi
aku sendiri
jangan pergi lagi
dung... dung... dung...
kau datang
datang hari ini
esok dingin
dingin sekali
kau datang
Okt '06
20.10.06
Subscribe to:
Posts (Atom)