26.1.06

Dusta Terlunta

Tatap saja aku
sejelma dungu
digerakan statis isyarat
terjelmakan

Memalingkan muka
dusta tertawa
Aku kamu tetanya
sebuah raga meragu
tertinggal tuk dipicu

Nyata sebagai harap
terlunta

Jan '06
SIMBOL TAK BERDOSA

Gedunggedung film kemunafikan menjelma
antrian simbol terkuak kepalsuan bias namun
nyata.

Mata melirik hati diam tak bergeming
dan penutup kepala, bahu juga dada
layaknya kematian gagahhati di pasarpasar
swalayan atau diruas jalan yang tak berdosa.

Biarkan saja tangantangan dingin bius
menggerayangi perasaan yang tak lagi peka
di haltehalte bisu berlinang senyum getir
murung menetesi ketiadadayaan.

Tanggalkan sajalah simbol yang tak lagi
membuat kita mengerti tangisan bekam dalam sekam,
atau mungkin aku terlalu sempit untuk
mengatakan sebuah kejujuran yang tak lagi
diembelembeli sekatsekat yang tak bertepi?

harta, keluarga, agama, tahta, bahasa
artikan sesuka penafsiran masingmasing

namun tanda yang ternobatkan kepada mereka
sejujurjujurnya kejujuran benda tak berhati,
bukan seperti kita yang sadar tak sadar berkeinginan
dan bermahkotakan kepuasan pribadi meluas
bersama simbolsimbol yang perlahan tidak lagi kita mengerti.

Cilegon, 2005.
SMS VIII

Tanam sagu serupa tebu
lalu anggap saja ragu
debu prahara yang tersapu
sebuah keniscayaan yang meronta

Bisu Namun Laju

Des, 05