8.2.04

Akumuitu

Ada sedikit kelembutan menyapa temulang harap di setiap sandaran tetiang cita yang terbungkus rapi dibalik senyum tangis itu, setidaknya seperdelapan kekerasan hati yang seakan enggan menyaksikan apa yang ada dibalik perjalanannya, kemudian meluas bak pesisir angan yang terhempas oleh jarak dan waktu membentang diantara keduanya karang-karang karam dan bersujud menyerah kepada tamparan ombak tak henti menjelang senja.

Anak adam bersama setiap lakonnanya adalah hukum alam yang takan terpisahkan, kadang bersandar pada dermaganya labuhan cemas atau bahagia pun sayatan-sayatan mengiris. bersamanya kubawa kepegunungan dan pepantai rindu lalu kuceritakan pada kawanan pipit pesawahan.